Sejarah dan Peristiwa Penting di hari Asyura’


Allah Swt dalam Q.S at-Tawbah [9]: 36 telah menetapkan 4 bulan mulia dari 12 bulan dalam tahun hijriyah. Sebagaimana urutannya yang disampaikan oleh Syekh Sulaiman bin Umar al-Bujairami (w. 1221 H) yang dikutip Syekh Nawawi al-Bantani (w. 1315 H) dalam Syarah Muraqinya, beliau mengatakan:"paling mulianya bulan secara mutlak adalah bulan Ramadhan kemudian diikuti bulan Muharram, bulan Rajab, bulan Dzulhijjah, bulan Dzulqo'dah, dan yang terakhir bulan Sya'ban." (Muro>qi al-‘Ubu>diyyah, hlm. 109).

Sejarah kesunnahan puasa Asyura' (10 Muharram)

Perihal asal mula kesunnahan puasa Asyura’, Abdurrauf al-Munawi (w. 1031 H) mengutip pendapat Ibnu Rajab (w. 759 H) yang menyimpulkan bahwa terdapat empat tahapan sejarah kesunnahan tersebut. Pertama, nabi Muhammad Saw sendiri pernah berpuasa Asyura' saat berada di Makkah, namun tidak memerintahkan sahabat untuk ikut berpuasa. Kedua, ketika sampai di Madinah, nabi Saw mendapati ahli kitab berpuasa dan mengagungkan hari Asyura', maka nabi Saw pun juga ikut berpuasa sekaligus memerintahkan sabahat dan menguatkan (menganjurkan) untuk berpuasa Asyura' (sunnah muakkadah). Ketiga, menjelang diwajibkannya puasa Ramadan, nabi Saw tidak lagi menguatkan (menganjurkan) puasa Asyura' (tidak sunnah). Keempat, diakhir usia, nabi Saw berkeinginan untuk menggabungkan puasa Asyura' dengan hari yang lain agar berbeda dengan ahli kitab (Yahudi)." (Abdurrouf al-Munawi, Faidhul Qodir 4/215)

Dasar kesunnahan puasa Tasu’a (Arafah) dan Asyura’

Terdapat beberapa riwayat hadis yang menganjurkan umat islam untuk berpuasa pada dua hari tersebut.

a. Puasa Tasu’a

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:" لىٔن بقيت الى قابل لأصومن التاسع."

" Dari Abdullah bin Abbas ra berkata:" Rasullullah Saw bersabda:" andaikan tahun depan aku masih hidup, sungguh aku akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram (tasu'a)." (Shahih Muslim no. 1135)

b. Puasa Asyura’

عن ابن عباس قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:" ليس ليوم فضل على يوم في الصيام الا شهر رمضان ويوم عاشوراء."

"Dari Ibnu Abbas berkata, rosullullah SAW bersabda:" tiada suatu hari yang utama untuk berpuasa melainkan bulan Ramadhan dan hari Asyura'." (Mu'jam Kabir, no. 11253)

عن ابي قتادة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سىٔل عن صيام يوم عاشوراء فقال:" يكفر السنة الماضية."

" Dari Abi Qatadah RA sesungguhnya rosullullah SAW pernah ditanyai perihal puasa hari Asyura', nabi SAW menjawab:" menghapus dosa setahun yang lalu." (Targhib wa Tarhib, no. 1530)

Perbedaan antara puasa Tasu’a dan Asyura'

Syekh Khatib as-Syirbini (w. 977 H) mengatakan bahwa “hikmah puasa Arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, sedangkan puasa Asyura' hanya satu tahun adalah karena hari Arafah merupakan hari puasa yang khusus bagi umat Rasulullah Saw, sedangkan beliau adalah nabi paling utama di antara para nabi yang lain. Oleh karena itu, puasa di hari (Arafah) diberi keistimewaan menghapus dosa selama dua tahun. Beda halnya dengan hari Asyura' yang anjuran puasanya tidak hanya bagi umat Muhammad Saw saja, melainkan juga umat nabi Musa as , yakni orang Yahudi (Mughni Muhtaj, jilid. 1, hlm. 446).

Anjuran-anjuran di hari Asyura'

1. Melapangkan keluarga

وعن ابي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من أوسع على عياله واهله يوم عاشوراء أوسع الله عليه ساىٔر سنته. رواه البيهقي وغيره

" Dari Abi Hurairah ra sesungguhnya rasullullah Saw bersabda:" barangsiapa yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura', maka Allah akan melapangkan rezekinya setahun penuh." (Targhib wa Tarhib, no. 1536)

Syekh Sulaiman Jamal (w. 1204 H) berkata:" pada hari Asyura' disunnahkan melapangkan keluarga, kerabat, sedekah kepada orang-orang fakir dan miskin tanpa harus berlebihan, jika tidak mampu ,hendaklah ia memperbaiki akhlaknya dan menahan diri supaya tidak dholim (menganiaya) orang lain." (Futuhat Ilahiyyat, jilid. 2, hlm. 347)

2. Bertaubat

Hafidz Ibnu Rajab al-Hambali (w. 759 H) berkata:" penggalan sabda nabi Saw yang berarti " Allah menerima taubat orang-orang." Mengisyaratkan adanya dorongan untuk selalu memperbarui taubat yang sesungguhnya di hari Asyura' dan ada harapan besar taubat di terima. Sebab, barangsiapa yang bertaubat kepada Allah di hari Asyura', maka Allah akan menerima taubatnya sebagaimana menerima taubatnya orang-orang sebelum mereka." (Lathaif Ma'arif, hlm. 115)

Peristiwa-peristiwa di hari Asyura'

Syekh Abu Bakar Syatha (w. 1310 H) menyebutkan beberapa peristiwa yang terjadi pada hari Asyura'. Di antaranya sebagai berikut;

a. Allah menerima taubatnya nabi Adam as.

b. Derajat nabi Idris as diangkat kederajat yang luhur.

c. Nabi Nuh as dikeluarkan dari perahu.

d. Nabi Ibrahim as diselamatkan dari api.

e. Allah menurunkan kitab Taurat kepada nabi Musa as.

f. Nabi Yusuf as dikeluarkan dari penjara.

g. Allah menyembuhkan penglihatan nabi Ya'qub as.

h. Nabi Ayyub as sembuh dari penyakitnya.

i. Allah mengeluarkan nabi Yunus as dari perut ikan.

j. Terbelahnya lautan untuk bani Israil.

k. Allah mengampuni dosanya nabi Dawud as.

l. Allah memberikan kerajaan kepada nabi Sulaiman as.

m. Allah mengampuni dosa nabi Saw yang telah lalu dan yang akan datang.

n. Hari pertama Allah menciptakan dunia.

o. Hari pertama air hujan turun ke bumi.

p. Pertama kali rahmat Allah turun (Ianah Thalibin, jilid. 2, hlm. 267)


___________________________

*) M. Azfa Nashirul HikamPenulis adalah santri Ponpes. Lirboyo Kota Kediri dan alumni mahasiswa Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) IAIN KEDIRI. Memiliki minat kajian Ulumul Qur’an-Tafsir dan Fiqih-Ushul fiqih. Penulis bisa dihubungi melalui instagramnya: @nashirulhikam

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama