Pawai Obor dan Refleksi Menyambut Tahun Baru Islam

Pawai Obor Tahun Baru Islam 1447 H. Doc. Istimewa


Tahun baru Islam bukan sekadar pergantian angka dalam kalender Hijriah, tetapi merupakan momen sakral untuk membuka lembaran baru dalam perjalanan spiritual kita. Di sinilah kita diajak untuk melakukan muhasabah —merenungi apa yang telah dilakukan dan meneguhkan niat untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih taat, dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Hijrah bukan hanya peristiwa sejarah yang terjadi lebih dari 1400 tahun silam, tetapi juga gerak hati dan tekad untuk berpindah dari kegelapan menuju cahaya, dari maksiat menuju taat, dari lalai menuju sadar. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِۙ اُولٰۤىٕكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."

(QS. Al-Baqarah: 218)


Ayat ini menegaskan bahwa hijrah dalam pengertian spiritual adalah bentuk kesungguhan dalam menjemput rahmat dan ampunan Allah SWT.

Makna Pawai Obor

Di berbagai daerah di Indonesia, tradisi pawai obor menjadi syiar Islam yang sarat makna. Obor-obor yang menyala dan diarak dalam barisan panjang menjadi simbol semangat menyambut datangnya 1 Muharram, awal tahun baru Hijriah. Lantunan sholawat dan takbir yang menggema di sepanjang jalan menciptakan suasana religius yang menggetarkan hati.

Lebih dari sekadar tradisi, pawai obor adalah bentuk nyata dari semangat kolektif umat untuk menghidupkan syiar Islam di tengah masyarakat dengan cara damai, menyenangkan, dan menggugah spiritualitas bersama.

Cahaya Obor sebagai Simbol

Cahaya obor bukan hanya sumber penerangan fisik, tetapi juga menjadi perlambang dari cahaya ilmu dan petunjuk ilahi. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:


اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ

"Allah (pemberi) cahaya (pada) langit dan bumi..."

(QS. An-Nur: 35)


Ayat ini menggambarkan bahwa Allah adalah sumber cahaya sejati yang menerangi jalan hidup manusia. Obor dalam pawai menjadi pengingat bahwa dalam gelapnya dunia, hanya dengan petunjuk Allah kita bisa berjalan dengan selamat. Cahaya obor itu menjadi isyarat: di tahun baru ini, mari kita bawa cahaya kebaikan, ilmu, dan amal dalam setiap langkah kita.

Mengingat Peristiwa Hijrah

Pawai obor juga menjadi sarana edukasi sejarah Islam. Ketika kita melangkah bersama dalam gelapnya malam, membawa cahaya obor, kita sedikit banyak "merasakan" bagaimana beratnya perjalanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat saat hijrah dari Makkah ke Madinah.

Allah SWT mengabadikan makna hijrah ini dalam firman-Nya:

وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةًۗ


"Dan barangsiapa yang berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (pahala) yang besar..."

(QS. An-Nisa: 100)

Ayat ini menekankan bahwa hijrah, baik fisik maupun spiritual, selalu mendapatkan tempat yang lapang dan pahala yang besar di sisi Allah. Semangat hijrah inilah yang perlu dihidupkan kembali dalam setiap jiwa kaum Muslimin, terutama di awal tahun Hijriah.

Membangun Semangat Spiritual

Di tengah arus zaman yang semakin sekuler dan individualistik, pawai obor menyajikan semangat kolektif dan spiritual yang menghidupkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah. Anak-anak, remaja, orang tua—semua berkumpul, menyatu dalam barisan, menyalakan cahaya dan melafalkan sholawat bersama.

Kegiatan ini bukan hanya simbolis, tetapi menjadi pengingat bahwa Islam bukan agama yang asing di tengah masyarakat. Justru, ia hidup dalam tradisi, dalam kebersamaan, dan dalam perayaan-perayaan yang menyentuh ruhani.

Refleksi Spiritual

Tahun baru adalah waktu yang tepat untuk menyalakan kembali obor iman dalam diri. Mari kita tanya hati kita masing-masing: sudah sejauh mana langkah kita mendekati Allah? Sudahkah cahaya-Nya menyinari hati kita, atau masih terselimuti oleh gelapnya lalai dan dosa?

Sebagaimana obor yang menyala karena ada bahan bakarnya, iman juga menyala karena dibakar oleh amal, doa, dan ketulusan hati. Jangan biarkan obor itu padam oleh angin duniawi.

Menutup dengan Harapan

Semoga dengan datangnya tahun baru Islam ini, kita semua diberi kekuatan untuk berhijrah—meninggalkan sifat malas menjadi rajin, dari lupa menjadi ingat, dari lalai menjadi taat. Semoga Allah SWT menerangi jalan kita dengan cahaya-Nya yang abadi, membimbing setiap langkah kita menuju kebaikan.

نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌۙ


"Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

(QS. An-Nur: 35)

Mari kita sambut tahun baru ini bukan hanya dengan kemeriahan, tetapi juga dengan tekad dan kesungguhan untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik. Mari kita nyalakan obor dalam diri kita masing-masing: cahaya ilmu, cahaya iman, dan cahaya amal.


Selamat Tahun Baru Islam 1447 H.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang diberi cahaya oleh-Nya. Āmīn Yā Rabbal ‘Ālamīn.

A. HENDRA PURNOMO

Hendra, sapaannya. Kadang nyumbang karya di flppamekasan.or.id itupun kalau lagi gabut.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama