Mengenang Bapak Purwedi BR : Lentera Ilmu dari Madura yang Tidak Pernah Padam

Dokumentasi Bpk. Purwedi Waktu Ngasih Bimbingan

Madura berduka. Dunia pendidikan kehilangan salah satu sosok paling inspiratifnya. Bapak Purwedi Bambang Rusdiyanto—guru fisika legendaris asal Pamekasan—telah berpulang ke Rahmatullah pada Selasa malam, 6 Mei 2025, di RSUD Smart Pamekasan. Kepergian beliau bukan sekadar kabar duka, tapi luka mendalam bagi masyarakat Pamekasan, terutama mereka yang pernah disentuh oleh semangat dan ilmunya.

Semasa hidup, beliau dikenal sebagai sosok ilmuwan sejati—yang mempersembahkan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan. Selama puluhan tahun, almarhum mengabdikan diri sebagai guru di SMAN 1 Pamekasan dan sempat menjabat sebagai kepala SMAN 1 Waru. Tidak hanya itu, beliau juga aktif mengajar sebagai dosen fisika dan menjadi pembina Pramuka di Universitas Islam Madura (UIM). Dari tangannya lahir murid-murid berprestasi, salah satunya Andy Octavian Latief, yang berhasil meraih medali emas di Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) 2006—prestasi yang membanggakan Madura, bahkan Indonesia.

Namun, keistimewaan beliau tak berhenti di pencapaian akademik. Dari ruang kelas, lapangan, hingga ruang tamu rumahnya, almarhum Pak Purwedi tetap menjadi cahaya bagi siswa-siswinya. Meski telah pensiun, beliau tetap aktif membimbing para pelajar—secara sukarela, tanpa imbalan sepeser pun. Rumahnya berubah menjadi ruang belajar alternatif, tempat di mana ilmu dan semangat ditularkan tanpa batas.

Sebagai Ketua FASI Pamekasan, beliau juga dikenal sebagai pembina kegiatan kedirgantaraan yang telaten dan berdedikasi. Beliau ingin anak-anak Madura tidak hanya jago teori, tetapi juga terampil dalam praktik dan berani bermimpi besar. “Ilmu harus terbang tinggi, bukan hanya mengendap di buku,” begitu kira-kira semangat yang beliau tanamkan.

Bagi banyak orang, beliau bukan sekadar guru. Ia adalah sahabat berpikir, penunjuk jalan di tengah kebimbangan, dan pendorong ketika semangat mulai memudar.

“Beliau tidak hanya mengajarkan teori, tapi juga bagaimana menjadi pendidik sejati. Roh jihad pendidikannya sudah terbentuk—keikhlasannya luar biasa. Bahkan beliau rela mengeluarkan uang pribadi demi kesuksesan anak didiknya,” kenang Abd. Qadir Jailani, guru MA Al Djufri Pamekasan.

Kesan mendalam juga datang dari Syifaul Aini, Ketua Dewan Racana Putri dan salah satu mahasiswi bimbingannya di UIM : “Pak Purwedi adalah pribadi yang disiplin, tenang, dan penuh kasih sayang. Semangatnya tidak pernah pudar, meski usia terus bertambah. Beliau sering mengingatkan kami untuk terus belajar dan bimbingan. Rumah beliau seperti laboratorium kecil penuh semangat, tempat kami berdiskusi dan bereksperimen. Pesannya memang sederhana, tapi semangatnya akan terus menggema sepanjang masa.”

Rofi’i, alumni SMAN 1 Pamekasan dan kini mahasiswa Universitas Airlangga, juga berbagi kisah: “Belajar dari Pak Pur adalah anugerah besar. Beliau bukan hanya ahli fisika, tapi juga sosok sentral di berbagai bidang—dari aeromodelling, pramuka, hingga marching band. Jika ada satu kata untuk menggambarkannya, itu adalah ‘tulus’.”

“Kami hampir setiap hari belajar di rumah beliau, bahkan sering menginap. Tapi tidak sekalipun beliau meminta imbalan. Puluhan medali olimpiade fisika lahir dari tangannya. Banyak dari kami kini menjadi dosen, peneliti, hingga fisikawan nasional. Alhamdulillah, tahun 2024 saya sempat mempersembahkan medali perunggu di ONMIPA-PT—mungkin itu yang terakhir untuk beliau. Kini, yang paling menyedihkan bukan hanya kepergiannya, tetapi karena belum ada sosok yang mampu melanjutkan visinya,” pungkasnya.

Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam, terutama bagi dunia pendidikan di Pamekasan. Namun, warisan intelektual dan semangatnya akan terus mengalir dalam napas perjuangan para pendidik dan pelajar yang pernah disentuh oleh ilmunya.

Pamekasan telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Tetapi sejatinya, sosok seperti Bapak Purwedi Bambang Rusdiyanto tidak pernah benar-benar pergi. Ia hidup dalam mimpi besar murid-muridnya, dalam semangat para guru yang terinspirasi olehnya, dan dalam sejarah pendidikan Madura—yang kini memiliki satu babak emas berkat pengabdiannya.

4 Komentar

  1. Pertama kali kenal bapak lewat drumband gipoko dan ronggosukowati, saya diajarkan bagaimana bermain drumband dan menjadi pelatih drumband....
    Sampai sekarang ilmunya melekat.

    BalasHapus
  2. Alhatihah utk pak pur,,, #AlumniSMU1Pamekasan97

    BalasHapus
  3. Semoga almarhum Bapak Purwedi husnul khatimah & keluarga diberikan ketabahan, Aamiin YRA 🙏🏻, terima kasih tak terhingga dari lubuk hati terdalam untuk didikan Bapak Purwedi

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama